Desain Grafiti MY 7-DAYS FRUITS DIARY: 7 Hari Kesegaran Buah Lokal
Setelah menjadi ibu, baru merasakan ternyata membentuk pola makan yang baik dan sehat itu adalah tantangan tersendiri. Itu belum termasuk kriteria enak pada makanan yang disajikan. Tantangan berat lainnya adalah makanan yang dibuat juga memenuhi selera agar disukai oleh seluruh anggota keluarga. Mengingat setiap pasangan berangkat dari keluarga yang mempunyai kebiasaan berbeda. Di keluarga yang baru, tentunya akan muncul patron yang baru. Apakah didominasi oleh kebiasaan salah satu pihak atau kombinasi keduanya.
Contohnya saja keluarga kami; suami penyuka daging sedangkan saya jika tidak bertemu serat sehari rasanya seperti sayur tanpa garam, ada yang kurang. Namun dua kebiasaan tersebut ternyata bisa saling melengkapi mengingat tubuh kita memang membutuhkan protein dan serat disamping karbohidrat, cairan dan mineral.
Sebisa mungkin saya menyiapkan menu gizi seimbang untuk konsumsi harian di rumah di tengah gempuran masakan siap saji yang mayoritas tinggi protein dan karbohidrat. Walaupun sedari kecil sudah diperkenalkan dan dibiasakan akan buah dan sayuran, namun anak-anak masih pilih-pilih akan jenis sayur dan buah.
Dengan pola makan yang demikian, bisa jadi kami termasuk dalam 93.5% penduduk Indonesia dengan tingkat konsumsi buah dan sayuran hanya 2.5 porsi per harinya atau setara 34.55 Kg/tahun, bandingkan dengan anjuran Food Agriculture Organization (FAO) yaitu 73 Kg setahunnya (*). Masih jauh juga dibanding Singapura yang mencapai 518 gr/orang/hari (**)
Ironis, ya ? Mengingat Indonesia salah satu negara berbasis agrikultur dengan varian flora yang beragam, namun kenyataan di lapangan menunjukkan jumlah penikmat sayur dan buahnya masih jauh tertinggal. Masih dari data Riskesdas 2013, rendahnya konsumsi sayur dan buah salah satunya disebabkan oleh pola makan sejak dini. Belum lagi faktor serbuan buah impor dengan iming-iming mutunya lebih baik dibanding hasil bumi dalam negeri, lengkap sudah nasib buah lokal !
Dengan selalu menyediakan buah dalam keseharian, harapan jangka panjang saya sebagai seorang ibu, kebiasaan tersebut akan terbawa oleh anak-anak dan mereka pun melakukan hal yang sama pada keluarga masa depannya kelak.
Buah-buahan mengandung banyak vitamin dan bergizi, semua juga sudah tahu. Namun jika tidak dibiasakan mengonsumsinya, bagaimana juga kita dapat merasakan sendiri khasiat buah untuk tubuh kita sendiri ? Dan jika tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi kita akan memulai hidup sehat ?
Nah, sebelum lebih jauh dengan jurnal 7-hari saya dengan buah-buahan Sunpride, saya punya Tips Fruit Management berikut. Semoga bisa terinspirasi ya ^_^
Kenapa saya sebut Sunpride ?
Ada banyak alasan mengapa saya memilih Sunpride
Alasan keduanya, Di tengah banyaknya upaya yang dilakukan oleh pihak dalam negeri dalam menaikkan pamor buah lokal, adalah PT. Sewu Segar Nusantara yang kondang dengan merek Sunpride, menggandeng PT. Nusantara Tropical Farm bermitra dengan petani daerah dalam menggarap perkebunan buah-buahan tropis seperti pisang, jambu dan pepaya.
Beragam pelatihan diterapkan; mulai dari pengujian rasa buah, tampilan buah hingga pengemasan yang baik. Hasilnya cukup menggembirakan, dari total produksi bulanan; 60% dialokasikan bagi konsumsi lokal dan sisanya dilempar untuk keperluan ekspor.
Jadi, nggak berlebihan 'kan, jika memilih buah hasil petani sendiri sebagai bentuk nyata apresiasi atas upaya Sunpride menaikkan pamor buah lokal ? Dari segi rasa, tidak kalah kok dengan buah impor. Membeli buah-buahan produk Sunpride merupakan dukungan langsung pada para petani buah lokal. Kalau petaninya maju dan sejahtera, bukan tidak mungkin industri buah makin seksi, seeksotis buah-buahan made in Bangkok yang sohor itu. Aamiin !
Sekarang simak yuk, perjalanan saya dengan buah-buahan ini.
Di hari pertama, saya pilih pisang untuk memulai hari sebagai menu sarapan. Kenapa pisang ?
Jenis makanan ringan yang sempurna untuk mendorong energi seharian. Karena pisang mengandung kadar gula tinggi namun tidak berlemak.
Dari semua buah, menurut saya pisang adalah buah yang paling praktis. Kemasan alaminya membuat pisang tak perlu dicuci sebelum dimakan. Cukup dikupas saja. Karena praktis, buah yang satu ini bisa dikonsumsi di mana saja, kapan saja. Saking praktisnya, pisang termasuk buah yang sering saya bawa ke tempat bekerja. Cukup masukkan dalam tas, beres !
Pisang yang baik dimakan secara ekslusif ditandai dengan warna kulit yang kuning merata sempurna. Kulit pisang dengan bintik-bintik coklat malah semakin baik karena itu merupakan sugar spot, jaminan bahwa pisang sudah ranum sempurna lagi manis.
Apalagi setelah tahu bahwa pisang merupakan salah satu sumber energi karena kandungan karbohidrat dan kalium. Sarapan pagi tidak hanya setangkup roti dan segelas susu, tak jarang saya seling dengan satu � dua buah pisang.
Hari kedua saya pilih melon. Melon ini ternyata selain banyak mengandung air, vitamin C-nya juga tinggi lho. Di samping sebagai buah potong, melon kerap saya sajikan dengan diserut, menghasilkan air disertai bulir-bulir buah. Simpan dahulu di lemari pendingin sebelum disajikan, duuhhh....seger banget. Satu cangkirnya sekitar 30 mg sudah memenuhi 1/3 kebutuhan vitamin C harian orang dewasa.
Mulanya saya serving melon dengan cara diserut seperti ini, untuk memenuhi asupan buah ketika Adek Ganteng masih balita. Ternyata nggak cuma si balita aja yang suka, tapi seisi rumah. Mungkin karena kombinasi rasa dan kesegerannya, melon serut ini tetap menjadi minuman favorit Adek Ganteng walaupun dia sekarang sudah duduk di bangku SD ^_^.
Mulanya saya serving melon dengan cara diserut seperti ini, untuk memenuhi asupan buah ketika Adek Ganteng masih balita. Ternyata nggak cuma si balita aja yang suka, tapi seisi rumah. Mungkin karena kombinasi rasa dan kesegerannya, melon serut ini tetap menjadi minuman favorit Adek Ganteng walaupun dia sekarang sudah duduk di bangku SD ^_^.
Stok pisang yang masih ada, saya pakai lagi sebagai teman sarapan. Masih dengan plain milk dan kismis, hanya kali ini saya tambahkan cereal. Satu porsi seperti ini cukup untuk ganjel perut hingga kira-kira 2 jam mendatang, saat makan siang nanti.
Itu karena pisang adalah buah dengan kandungan gula tinggi namun tidak berlemak. Kandungan karbohidratnya dipercaya dapat menggantikan kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidak heran jika pisang termasuk jenis buah yang digemari oleh pelaku diet.
Buah lain jika sudah terlalu matang, biasanya akan mengalami perubahan rasa dan tidak jarang aromanya jadi menyengat. Akibatnya tidak enak lagi untuk dikonsumsi. Lain halnya dengan pisang. Pisang yang terlalu matang [bukan busuk lho, ya..] dapat diolah menjadi kudapan, minimal bisa ditransformasikan menjadi pisang goreng J. Karena hal-hal demikian maka pisang termasuk dalam daftar buah favorit saya.
Campuran cereal dengan pisang seperti ini, menjadikannya salah satu menu sarapan pagi yang kadang dipilih anak-anak.
Terkadang saya mengalami konstipasi alias sukar BAB. Sebagai tindakan antipasi, selain buah, saya juga menyantap sayuran. Dan pepaya California merupakan obat yang paling manjur untuk masalah saya yang satu ini.
Walaupun ada embel-embel "California" tapi ini buah asli made in Indonesia. Kedengarnnya memang lebih ear catchy ketimbang Callina, yaitu nama sesungguhnya varietas ini. Untuk keperluan penjualanlah maka diputuskan namanya menjadi California. Smart decision, Sunpride !
Alasan lain menyediakan pepaya di rumah karena kandungan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Ini penting mengingat kami sekeluarga -eh, ralat- kecuali si kecil- mengenakan kacamata. Saya dan Suami Ganteng berkacamata karena faktor U alias umur hihihi. Sedangkan Kakak Cantik harus berkacamata karena kebiasaan membacanya yang luar biasa. Ada kekhawatir juga Adek Ganteng bakal bermata empat mengingat kebiasaan membacanya juga sukar direm.
Jadi dengan mengonsumsi pepaya walau kebiasaan membaca diteruskan, penglihatan mata pun tetap terjaga.
Makan buah yang ada bijinya terkadang jadi ribet, karena sedang asik-asiknya mengunyah, eh, harus berhenti dulu karena ada biji yang 'nyelip'. Tapi tidak demikian dengan guava crystal dari Sunpride. Dengan cara pengemasan yang sedemikian rupa, mengonsumsi jambu biji ini jadi terasa mudah. Cukup buka bungkusnya, cuci bersih buah, potong lalu ... hap !
Jambu biji juga ngga melulu untuk rujak lho, sebagai sajian untuk tamu juga oke. Ketika kemarin ada kunjungan silaturahim dari kerabat masih dalam rangka Lebaran, saya suguhkan saja potongan jambu biji ini. Soalnya stok kue Lebarannya sudah habis, hihihi.
Rasanya tidak ada yang tidak tahu apel. Setelah pisang, menurut saya apel merupakan buah yang memiliki sifat internasional. Jauh sebelum invasi apel impor, kita sudah mengenal apel Malang yang rasanya cenderung asam itu.
Apel ini juga buah yang multi guna. Selain dimakan apa adanya, apel bisa dibuat juice, manisan apel, campuran salad bahkan kue. Tahu apple pie ? Kayaknya gak ada yang gak suka penganan dengan rasa asam manis buah apel yang dicampur kayu manis lau dipanggang dalam kulit pastry ini.
Sama seperti pisang, buah ini juga mudah dibawa kemana-mana. Apel juga termasuk buah yang praktis dalam penyajian. Jadi inget, dulu kebiasaan almarhum Bapak saya adalah menguliti habis kulit apel lalu dipotong kecil-kecil. Beda dengan saya yang lebih suka memakan apa adanya termasuk kulitnya. Karena ternyata 2/3 bagian serat apel terdapat dalam kulitnya. Artinya, jika ingin mendapatkan khasiat apel yang maksimal, sangat dianjurkan untuk dikonsumsi beserta kulitnya. Tentunya setelah buah kita cuci bersih, ya.
Day #7 - Salad buah
09.08.2015
Week-end adalah harinya keluarga. Di kesempatan yang seperti ini, saya paling suka menyediakan makanan yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Salah satunya adalah Salad Buah.
Kedengarannya luar negeri sekali ya, tapi bahan-bahannya dapat dengan buah-buahan lokal, kok. Strawberry lokal sekarang sudah banyak ditemukan di pasar tradisional seperti yang biasa saya beli. Harganya juga ekonomis. Mumpung ada waktu dan bahan-bahannya pun tersedia, mari kita buat makanan yang segar ini.
Bahan-bahan yang diperlukan (sesuaikan dengan yang Anda punya, ini kebetulan stok yang ada di lemari pendingin kami):
1/2 buah apel, potong kecil
1/2 buah kiwi hijau, potong kecil
4 buah anggur, bagi 4
3 buah strawberry, bagi 4
1 cup yoghurt rasa tawar (selera). Yoghurt bisa diganti dengan salad dressing seperti Thousand Island.
Cara:
- Pertama saya masukkan potongan apel kemudian diberi kucuran sedikit perasan air lemon. Ini untuk mencegah warna apel menjadi kehitaman akibat oksidasi. Air lemon bisa diganti dengan memasukkan potongan apel ke dalam air dingin/air es yang diberi sedikit garam.
- Lalu masukkan buah-buah lainnya.
- Tuang yoghurt
- Salad buah siap disajikan.
- Jika ingin lebih segar, bisa disimpan ke dalam lemari pendingin untuk beberapa saat.
Menu ini sering saya buat, bahkan untuk bekal sekolah anak. Terkadang saya pakai juga sebagai pengganti menu makan malam pengganti nasi. Alhamdulillah bisa kenyang sampai paginya lagi ^_^.
Well, ternyata seru juga ya, perjalanan makan buah selama 7 hari kemarin. Ada banyak alternatif mengonsumsi buah-buahan, tidak melulu dengan cara konvensional. Dan pakem yang selalu saya usahakan adalah dengan tetap menjaga rasa asli si buah.
Jika masih ingat tips saya akan menyediakan beberapa jenis buah namun dalam jumlah yang sedikit, nah, di sinilah kegunaannya. Dari varian buah yang dimiliki, kita bisa berkreasi menjadi bermacam-macam hidangan sehat. Di samping disajikan sebagai salad buah, kita dapat menyiapkan sop buah atau puding buah misalnya. Tidak bisa dipungkiri, masih ada yang menolak jika buah-buahan dihidangkan sebagai buah potong dan lebih menyukainya sebagai campuran dalam hidangan. Walaupun pakar kesehatan lebih mengajurkan konsumsi buah secara biasa atau dimakan langsung.
Demikian cara saya melibatkan dan mengenalkan serat khususnya buah-buahan pada anak-anak di rumah. Di sampingn baik untuk tumbuh kembang mereka, hal ini juga bertujuan untuk memperkaya khasanah rasa makanan pada mereka. Sambil tetap mengingatkan diri bahwa buah-buahan lokal juga tidak kalah dengan buah impor. Tidak hanya segar sepanjang hari, tapi juga menciptakan selera internasional dengan konten lokal. And I think, it perfectly goes to Sunpride's fruits.
#100persenbuahnusantara
#fruitsummit2015
#livingfunandhealthy
Daftar pustaka:
** Artikel Kisah Manis Buah Lokal, Femina No.29/XLIII
* Artikel Menyedihkan 93.5% Penduduk Indonesia Kurang Buah dan Sayur, www.suara.com, 15 Juni 2015
- www.manfaat.co.id
- Website Sunpride www.sunpride.co.id
Post a Comment for " Desain Grafiti MY 7-DAYS FRUITS DIARY: 7 Hari Kesegaran Buah Lokal"