Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Desain Grafiti Tentang Niche Blogger vs Life Style Blogger

niche blogger vs lifestyle blogger


Beberapa waktu yang lalu di komunitas blogger khusus padusi yang saya ikuti sedang seru-serunya membahas pro-cons antara menjadi spesialis blogger atau general blogger.  Yang spesialis biasa disebut sebagai niche blogger, you name it lah; ada travel blogger, food blogger, fashion blogger dan seterusnya dst.  Sedangkan general blogger sekarang mengusung julukannya sebagai life style blogger.

Sebagai seorang yang banyak maunya, jika saya mengkhususkan diri pada tema tertentu ibarat mengungkung diri sendiri.  Gue bisa tenggelam dalam kolam penasaran kalo kayak gitu !  Karena pikiran idealis saya adalah ketika kita sudah membuat suatu komitmen [a.k.a pada apapun] once we make an exceptions and excuse, it won't be surprise if there are more to come. Menyangkut blogger, jika dari awal sudah mendeklarasikan diri sebagai fashion blogger ya mungkin baiknya stay di situ.  Ketika travel blogger mengulas masakan di kota yang dikunjungi terkait perjalanannya, I think it is still ok but remember to back on the track which is travel.  Kembali ke fitrahnya, #halagh !

"Being a specialist is good, but generalist is neither bad"  
-self quote-

Mungkin life stye blogger oleh kalangan tertentu dikategorikan sebagai blogger palu gada; apa elo mau gue ada.  Ada pula yang menyebutnya sebegai blogger galau, gak jelas maunya apa.  Bisa jadi ini merujuk pada istilah sebelumnya yang menyebut si life style blogger ini sebagai random blogger. Secara harfiah dalam Bahasa Inggris, random dapat berarti acak atau tanpa tujuan.  Jadilah blogger galau !

Si galau ini, hari ini menulis topik A.  Esok hari beda lagi.  Walau demikian, dari yang saya perhatikan tidak sedikit life style blogger membuat artikel yang sedang IN atau marak, sesuai dengan julukannya 'kan ?  Berarti dia konsisten dengan "kegalauan"nya.  hehehe.

Even worse, si generalis ini disebut sebaga blogger pesanana.  Apa yang dipesan, itu yang ditulis. Is it only for life style blogger ?  Nope !  Karena tidak sedikit juga spesialis yang membuat postingan atas permintaan.  

"No man can be a pure specialist without being in the strict sense an idiot"

Keuntungan menjadi niche blogger adalah user sudah tahu siapa yang harus dihubungi.  Sedangkan sang generalis harus bersaing dengan segambreng kompetitor lainnya.  Itu 'kan bedanya antara dokter spesialis dengan dokter umum ?   Papan dokter umum bisa ditemukan di hampir setiap jalan. Bandingkan dengan papan iklan dokter spesialis.  Mau ke spesialis THT, ndilalah yang di sebelah rumah dokter gigi, ya gak nyambung.  

Diah Didi dan Vania Samperuru adalah sedikit dari niche blogger yang saya tahu yang sudah mumpuni di bidangnya.  Mak Diah ini sukses dengan dapurnya sampai-sampai diberi kepercayaan dan keleluasan membuat berbagai masakanan yang bahannya disupport oleh sang sponsor/user.  Sedangkan Vania, benderang dengan food fotografinya hingga hasil jepretannya dibooking oleh nama-nama terkenal industri makanan, salah satunya Nutrisari.

But it doesn't mean generalist can not earn money well.  

Life style blogger can have chopper view, broad range of interest, tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dan lentur.  Ikut lomba iya, job review hayuk, diajak jalan-jalan mau, nulis buku ayok, diundang event dengan senang hati, Anda bisa teruskan sendiri aktivitas apalagi yang biasa dilakonin oleh seorang life style blogger.  Beraneka ?  Iyess !  Looks galau ?  Definitely not !  Coba aja blog walking ke laman life style blogger maka akan kita temukan postingan yang lebih berwarna.

Kalaupun nanti si life style blogger ini bakal kewalahan dengan beragam kategori di blognya, it is something blogger can work on.  Kalau memang sang blogger yakin bisa komit jika punya laman tambahan sesuai kategori, sang blogger bisa ternak blog alias punya lebih dari satu laman.  Mau tetap setia satu blog karena khawatir jika mendua-mentiga blog bakal keteteran, juga it's oke.  Selalu ada cara kok untuk mengelola kategori blog dengan mekanisme yang cerdas. You can always find a way, believe that.

"Jack of all trades, master of many"


Lalu bagaimana dengan turns them into money ?  Kan sudah disebutkan tadi ya, opportuniti life style blogger apa aja.  Kesempatannya banyak apalagi di industri yang trendnya ke digital seperti sekarang ini.  Kesadaran product owner akan menggunakan blogger sebagai publicist is going stronger.  Sisanya murni bagaimana kita menjemput rezeki.  Simak aja sepak terjang teh Ani Berta kalo perlu contoh life style blogger yang sudah turns herself into full time blogger.  She is one of the living model I know in person.

At the end, menulis adalah salah satu talenta yang embedded dengan seseorang.  Sedangkan minat tumbuh karena stimulan dan kebiasaan.  Menulis itu bisa jadi kombinasi harmonis antara keduanya; talenta dan minat.  Jadi ketika ngeblog menjadi bagian dari petualangan jiwa, there is no right or wrong.  It is purely your choices.  How you live with that and be responsible, is what really matters.

So, keep blogging !


Picture image title from Pixabay with personal modification.


Post a Comment for " Desain Grafiti Tentang Niche Blogger vs Life Style Blogger"