Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Desain Grafiti Liburan Impian ke Nagoya Jepang Bersama HIS

Tulisan ini disertakan pada Lomba Menulis Blog HIS-Kawaii Beauty Japan
berhadiah ke Jepang! 
Dukung aku dengan klik banner lomba yang ada di sudut kanan blog ini

liburan-impian-ke-nagoya-jepang-bersama-his


Ada banyak faktor mengapa kita bisa tertarik hingga terpesona pada budaya suatu bangsa.  Ketertarikan ini bisa dipicu karena kita memang mempelajarinya secara khusus. Bisa juga karena membaca, lewat film atau bahkan sekedar lewat icip-icip rasa alias makanan.  Dan ada banyak hal yang membuat saya menyukai Jepang.

Terbiasa melihat buku busana dan buku cross stitch milik ibu saya dulu. Iya, ibu saya seorang crafter mania.  Baju jahit sendiri, begitu pula membuat hiasan dinding atau sarung bantal dengan motif cross stitch.  Tahun segitu belum ada internet dimana pola jahitan dan cross stitch bisa bebas didownload. Dan Jepang sebagai salah satu bangsa yang dikenal akan hasil karya seninya termasuk yang banyak memproduksi buku-buku semacam itu.


Biasanya ketika ibu saya sibuk dengan pekerjaan tangannya, Ratna kecil suka ikut nyimak gambar-gambar dalam buku busana juga.  Walaupun nggak ngerti bacaannya karena semua ditulis dalam huruf Kanji, namun saya tidak bosan melihatna. Dari situ mulai timbul rasa suka terhadap hasil karya Jepang.  Tarikan garisnya tegas, warnanya menarik, kualitas produknya baik dan yang mengagumkan dikerjakan dengan tangan.

Lalu kepincut akan panorama Jepang, sebagai efek nonton serial TV Oshin.   Scene kampung halaman Oshin kecil yang ditutupi salju sangat membekas dalam memori saya.  Begitu juga dengan penampakan kota saat Oshin bekerja pada keluarga Kagaya.  Masih inget gitu, ya?  Hihihi



Buku koleksi pribadi

Kemudian tertarik dengan sejarah Jepang setelah membaca petualangan samurai miskin Miyamoto Musashi milik Eiji Yoshikawa dan pertarungan emosional Sachi sebagai geisha dalam The Last Concubine.  Imaji Jepang di jama Edo makin terbangun manakala secara tak sengaja menemukan buku trilogi Kisah Klan Otori (Tales of the Otori).  Yang membuat saya ternganga heran karena penulisnya, Lian Hern alias Gillian Rubinstein adalah seorang kritikus film dan editor seni berkebangsaan Inggris.  Saking tertariknya Lian pada Jepang hingga dia membuat cerita fiksi epik yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa hingga laku terjual lebih dari 4 juta copy!

Menariknyanya lagi, di awal masa kerja hampir dua puluh tahun yll, saya bekerja pada sebuah perusahaan Jepang dan berkantor di sekitaran Jl. MH. Thamrin Jakarta yang notabene memang dikenal sebagai sentra bisnis Jepang di Jakarta.  Otomatis saya jadi terbiasa mendengar mereka bicara dan -this is the best part- saya mulai icip-icip kuliner Jepang.  

Kesukaan pada masakan Jepang berlanjut hingga kini.  Apalagi sekarang beragam resto yang menyediakan kuliner Jepang mudah ditemukan di Indonesia.  Mulai dari fushion sushi hingga fine dine in kulinernya.  Ngga Cuma saya, anak-anak dan suami pun sekarang jadi penyuka makanan negeri samurai ini.  Padahal awalnya mereka agak sulit menikmati khususnya makanan mentah seperti sushi atau sashimi. 



Image source http://static.phimmoi.net/film/2827/preview.thumb.jpg


Saya kadung jatuh cinta pada budaya Jepang.  Hingga angan-angan untuk bisa menjejak Jepang semakin mengakar.  For all those said reasons, I then put Japan into our travel bucket list.  Hoping that someday we really make it!  Aamiin ya Allah.

Berdasarkan bacaan tentang pengembangan diri, salah satu cara mendekatkan usaha dalam mewujudkan mimpi adalah dengan menuliskannya.  Dan dalam rangka mewujudkan mimpi liburan ke Japang itulah maka saya pun menuliskannya di sini.  

Walau masih wish list, tapi saya serius lho mencari referensi dan memilih tempat-tempat wisata yang menarik untuk kami kunjungi.  Bisa dibilang ini merupakan blue print paket liburan kami ke Jepang. Iya kami, karena saya punya keinginan liburan sekeluarga ke Jepang. 


My Japan's Family Vacation Version

Dalam merancang liburan keluarga; saya selalu usahakan memenuhi selera kami berempat (saya, suami dan 2 anak).  Saya suka wisata sejarah atau tempat dengan objek foto menarik.  Mr. Suami hobinya outdoor activities. Anak yang besar berhubung remaja senang dengan window shopping dan fun activities.  Sedangkan Si Bungsu menyukai hal-hal yang berhubugan dengan otomotif.  dia bisa ingat luar kepala merek mobil berikut spesifikasinya.

Untuk saya sendiri yang selalu tertarik dengan kota tua seperti yang saya tulis di sini.  Maka pilihan tempat wisata yang akan dikunjungi juga ngga jauh-jauh dari yang antik-antik.  Masih terinspirasi oleh buku-buku yang saya baca, saya pengeeeen banget lihat namanya kastil Jepang.  Penasaran lihat kampung peninggalan jaman Edo yang konon masih dijaga keasriannya.  Pasti jadi bahan menarik obyek foto.

Selain liburan yang edukatif, unsur fun wajib ada dalam itinerary liburan ini maka pastinya perlu juga mendatangi amusement spot.  Yang juga tak kalah penting adalah makanan, hehehe.   Maka destinasi kuliner pun wajib masuk daftar itinerary.

Setelah mengumpulkan aneka referensi dengan bantuan Mr. Google, akhirnya jatuh pilihan pada Nagoya sebagai destinasi liburan ke Jepang.  Mengapa Nagoya, bukan Tokyo yang terkenal dengan Shibuya dan Harajuku-nya?  

Semoga dengan penjabaran berikut, terjawab pertanyaan "Mengapa Nagoya?" sebagai tujuan wisata Jepang kami.


Historical Place

Inuyama Castle and Nagoya Castle

Di Nagoya ada dua kastil yang salah satunya termasuk dalam 12 Original Castle Left in Japan, yaitu Inuyama Castle.  Inuyama merupakan kastil kayu yang masih berdiri megah, selamat dari bencana alam dan peperangan.  Diperkirakan Inumaya termasuk sebagai kastil tertua di Jepang.  Kastil lain yang ingin saya kunjungi  adalah Nagoya-jo atau Kastil Nagoya.  Mengapa?  Selain ingin melihat bangunan yang dibangun pada masa Tokugawa pada tahun 1612, kastil ini juga termasuk salah satu spot favorit menikmati Hanami atau Festival Cherry Blossom, atau yang kita biasa sebut sebagai Bunga Sakura.  


Kastil Nagoya saat Hanami
Source image http://www.jalansanasini.com/wp-content/uploads/2015/05/Nagoya-Castle-Jepang-1160x543.jpg


Hanami yang artinya melihat bunga Cherry mekar adalah pesta yang diadakan di bawah pohon Cherry di malam hari.  Mekarnya bunga Sakura ini menandai datangnya musim semi yang biasanya jatuh di akhir Maret hingga awal April.  


Hanami Parties
Souce image http://verdenfata.com/wp-content/uploads/2012/04/Hanami-in-Kyoto.jpg

Terbayangkan oleh saya, duduk berbaur dengan pengunjung Hanami lainnya sambil menikmati makanan khas Jepang hingga jatuh malam.  Apalagi dua tempat historik ini termasuk Hanami Best Spot di Nagoya.  Pastinya so excited!

Mengunjungi Nagoya Castle dan Inuyama Castle pada saat Hanami ibarat beli satu dapet dua. Bisa lihat kastil Jepang yang selama ini cuma ada dalam imaji saja hasil membaca buku, eh menikmati pula keindahan bunga Sakura yang legendaris itu.  One stone hits two birds.  What a smart choice!  ^_^

Atsuta Shrine (Kuil Atsuta)

Kuil Atsuta adalah salah satu dari kuil kepercayaan Shinto yang penting di Jepang. Kuil ini diperuntukkan menghormati Dewi Matahari yaitu Amaterasu. Kabarnya di sini tersimpan salah satu harta kerajaan yaitu pedang legendaris bernama Kusanagi yang tidak pernah diperlihatkan pada publik.

Source image http://www.happyjappy.com/wp-content/uploads/nagoya-atsuta-shrine.jpg

Cuma itu aja?  Sebetulnya selain penasaran dengan wujud kuil Shinto ini, saya juga penasaran mencicipi mie Kishimen.

Kishimen Nodle
Source http://japan-brand.jnto.go.jp/wp-content/uploads/2014/03/43-a-300x225.jpg


Hampir semua website yang membahas kuil Atsuta, rata-rata menganjurkan untuk mencoba mie ini. Jadi pengin tahu, apa bedanya sih Kishimen Nodle ini dengan udon atau raamen di Jakarta, hehehe.

Osu Kannon 

Selain Kuil Atsuta, kuil lain yang bisa menjadi tujuan wisata adalah Osu Kannon.  Kalau saya lihat di Google Map, tempat ini bisa ditempuh sekitar 15 menit dengan kendaraan roda 4 atau hampir 20 menit dengan subway dari Kuil Atsuta, jaraknya relatif berdekatan.

Source http://www.airasia.com/travel3sixty/wp-content/uploads/2014/04/market.jpg

Apa sih keistimewaan Osu Kannon ini?  Selain tempat beribadah agama Budha, kuil ini juga menyimpan barang-barang bersejarah.  Namun yang membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata Nagoya adanya pasar loak yang digelar di halaman kuil tersebut.  Siapa tahu saya akan menemukan barang-barang tua yang menarik di sini, hehehe.

Selesai mengeksplor Kuil Budha ini, jangan lewatkan untuk mencicipi makanan khas area Osu Kannon yaitu Tenmusu.  Tenmusu adalah kepalan nasi yang dibentuk kecil-kecil dengan isian udang goreng di tengahnya.  Kabarnya, Tenmusu di tempat ini recommended banget, lho!  Waah, jadi pengen hihihi


Tenmusu, mirip sushi ya?
Source http://photos1.blogger.com/img/75/1425/320/photo%2015711.jpg


Sudah cukup dengan wisata sejarah di pusat Kota Nagoya, maka obyek selanjutnya adalah museum. Seperti yang saya sebut sebelumnya, liburan sebaiknya tidak melulu mengenai kesenangan. Sebaiknya ada unsur edukatifnya juga.  Pilihannya adalah museum.  Lagipula, jika kita datang di suatu tempat baru dan ingin tahu banyak tentang masyarakat setempat dalam waktu yang relatif singkat, selain berbaur dengan penduduk lokal maka mengunjungi museum adalah alternatif yang paling tepat.

Museum

Toyota Commemorative Museum of Industry and Technology

Jika Jerman punya museum BMW, maka Jepang punya museum Toyota.  Dari Google map, ternyata lokasi museum Toyota ini tidak jauh dari Nagoya Castle, berarti masih di tengah kota Nagoya.  Bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat atau subway.  Rasanya, anak kedua saya bakal suka berkunjung ke tempat ini mengingat minatnya akan otomotif dan robot.  Namanya juga anak laki-laki ^_^.

Maka dari itu destinasi wisata selanjutanya adalah museum Toyota. Yup, karena ternyata merek kendaraan Toyota yang terkenal itu berasal dari kota Nagoya.  Museum yang diambil dari pendirinya yaitu Sakichi Toyoda menggelar road map pencapaian Toyota mulai dari tahun 1906 hingga menjadi industri besar seperti sekarang ini.

Source http://www.tcmit.org/english/exhibition/quickguide.html

Berdasarkan informasi yang saya peroleh di website ini, di sini tidak hanya terdapat ruang pamer saja.  Ada juga fasilitas lainnya seperti perpustakaan, restoran, toko suvenir bahkan ada techno land yang mengingatkan saya akan Taman Pintar Science Park Jogjakarta.

Tokugawa Art Museum

Tokugawa adalah salah satu dari 3 klan besar Jepang yang memerintah Jepang di masa kejayaan Edo. Museum yang terletak di keramaian Kota Nagoya ini selain menyimpan artefak sejarah seperti baju perisai, samurai, alat-alat perangkat serta naskah-naskah kuno.  Takagawa Museum juga memiliki taman yang luas dengan kolam di tengahnya.

Dahulunya taman ini merupakan bagian dari rumah seorang pensiunan bangsawan yang sempat dirusak ketika masa perang.

Taman Takagawa ditata ulang pada tahun 2001 sebelum akhirnya dibuka untuk umum tiga tahun kemudian.

Amusement

Nagoya Port

Ngapain ke pelabuhan, lihat kapal?  Eit jangan salah.  Nagoya Port tidak hanya pelabuhan. Di sini  terdapat akurium raksasa di mana kita bisa melihat beragam biota laut, taman bermain, dan shopping mall!  Lengkap 'kan?

Source http://www.nagoya-info.jp/en/see/assets_c/2015/04/1013a1cece9800ca976745d963cad7d6_2-thumb-200xauto-26374.jpg

Kabarnya dalam akurium ini dapat kita lihat paus beluga, orca serta hewan-hewan laut khas yang biasa ditemukan di perairan Jepang dan Laut Antartika yang pastinya beda dengan hewan laut perairan tropis seperti Indonesia

Side Trips

Selesai jalan-jalan di kota, mari kita menikmati pemandangan pedesaan Jepang.  Ada banyak pilihan destinasi pedesaan. Namun saya pilih dua spot wisata ini saja untuk dimasukkan dalam itinerary; Takayama dan Gero Onsen.

Dari referensi besutan Mr. Google, saya menyimpulkan Takayama cukup mewakili rasa keingin tahuan saya akan kota tua Jepang di masa Edo.  Sedangkan Gero Onsen, well...kapan lagi mencoba mandi air panas ala Jepang kalo bukan di tempatnya langsung?

Mari kita mulai dengan Takayama.

Takayama

Atau lebih dikenal sebagai Hida-Takayama.  Kota kecil yang dapat dicapai dalam waktu 3 jam berkereta dari Nagoya ini, mampu menjaga  kelestarian bentuk kotanya sama seperti 4 abad yang lalu. Tak heran, Takayama selalu dimasukkan dalam daftar itinerary wisata bagi pelancong yang ingin menambahkan suasana pedesaan liburannya, just like me!  Artinya saya tidak salah pilih.



Source http://www.japan-guide.com/g8/5908_01.gif
Peta Kota Takayama

Takayama termasuk kota penting di bagian tengah Pulau Honshu (Japan's mainland).  Mengapa? Dalam sejarah budaya Jepang, perajin kayu menempati posisi terhormat dalam masyarakat. Dan Takayama merupakan salah satu penghasil kerajinan kayu yang berkualitas. Demikian pentingnya kota ini di masa lalu hingga pemerintahan Takayama langsung dibawah pengawasan shogun.

Bangunan yang dipakai sebagai pusat pemerintah kota yang konon didirikan pada tahun 1692, hingga kini masih bisa dilihat. Hebatnya lagi, bangunan tersebut masih aktif digunakan sebagai kantor pemerintahan kota hingga tahun 1969 sebelum akhirnya dialih fungsikan sebagai museum hingga sekarang.  Bangunan tersebut dikenal sebagai Takayama Jinya.

Takayama Jinya
Source http://www.japan-guide.com/e/e5902.html

Serunya lagi, kota kecil ini mempunyai agenda tahunan yang dikenal sebagai Takayama Festival. Biasa dilakukan dua kali yaitu pada saat musim semi dan musim gugur.  Festival dimulai dengan arak-arakan sesajen sebelum akhirnya diapungkan di sungai yang mengalir di sepanjang kota.  Saking menarik dan uniknya prosesi festival, hingga menarik minat banyak orang.  Tak heran  menjelang acara festival penginapan di seluruh Kota Takayama dan desa-desa sekitarnya selalu penuh dipesan wisatawan.

Souvenirs
Source http://a3.cdn.japantravel.com/photo/3019-18607/320x240!/photo.jpg

Suasana Kota Tua Takayama
Source http://www.photoflytravel.org/images/2015/02/takayama-old-town.jpg

Takayama termasuk kota kecil karena itu tidak terdapat transportasi umum dalam kota.  Sudah terbayang oleh saya, berjalan kaki menikmati suasana kota.  Menilik gambar di atas, serasa melihat setting film Oshin yang saya tonton dulu.  Aduh, makin ngga sabar rasanya bisa liburan ke Jepang.

Apalagi jika kebetulan berkunjung di musim semi, kita bakalan dapet bonus pemandangan cherry blossom yang indah karena Takayama juga punya spot Hanami yang bagus.

Selain mengelilingi kota, kita dapat mengeksplor area rural Takayama dengan mengikuti Higashiyama Walking Course.  Selama hampir 2 jam, dengan tracking sejauh 3.5Km kita akan diajak melihat bagian lain Takayama yaitu alam pedesaan khas Jepang dan mengunjungi beberapa kuil yang terdapat di sekitar area tersebut.  Wah, kegiatan outdoor semacam ini cocok banget untuk Mr. Suami.  Perfect! 

Tidak hanya kota saja yang dijaga kelestariannya.  Makanan pun termasuk yang dijaga eksistensinya. Hmm, berarti mencoba makanan khas Takayama juga harus masuk dalam agenda. 

Secara geografis Takayama terletak di dataran tinggi. Kombinasi hawa dingin pegunungan dan  tanah menjadikan Takayama tempat yang tepat untuk bercocok tanam maupun beternak.  Salah satu hasil bumi andalan selain buah peach adalah sayuran lobak merah.  Takayama hingga punya makanan khas yaitu acar lobak merah.

Makanan khas Takayama yang juga direkomendasikan banyak orang adalah Hida Beef Bun serta Hida Beef.  Kalau menilik dari gambar berikut dan keterangan yang saya peroleh dari beberapa website, Hida Beef Bun itu seperti bakpau isi daging sapi cincang.  Seringnya dihidangkan sebagai makanan selingan atau snack.

Source http://www.justonecookbook.com/takayama-honjin-hiranoya-kachoan/


Lain lagi denga Hida Beef.  Hida Beef adalah makanan berat atau main course. Disajikan lengkap dengan nasi beserta miso sop dan sayuran dengan potongan daging sapi panggang. Yang unik adalah perlakuan pada sapi dan jenis sapinya sendiri.  

Source http://gqtrippin.com/wp-content/uploads/2012/08/IMG_19431.jpg


Daging yang dipaka adalah jenis sapi hitam yang banyak diternakkan di Takayama.  Sapi yang boleh dipotong harus berusia lebih dari 14 bulan.  Sapi-sapi yang layak dijual sebagai daging Hida pun harus lolos seleksi Lembaga Sertifikasi Jepang.  Jika tidak, maka dianggap tidak layak potong. Prosesnya mirip dengan proses daging wagyu yang terkenal itu, ya?  Untuk tahu perbedaan rasanya, memang harus dicoba si Hida Beef ini!

Gero Onsen

Tempat wisata terakhir yang akan dikunjungi adalah Gero Onsen atau air panas Onsen.  Yup,  selain bunga Sakuranya, Jepang juga dikenal memiliki sumber air panas alami.  Dan Gero Onsen ini dalam sejarah jaman kejayaan Edo tercatat sebagai salah satu tempat pemandian air panas terbaik di masanya.

The good news is; Gero Onsen letaknya tidak jauh dari Takayama.  Sekitar satu jam berkendara dengan bis dari Takayama.  Jadi kenapa ngga sekalian aja dikunjungi sambil menikmati mandi air panas ala Jepang?


Gero Onsen
Source https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/66/64/08/6664080391d87ed963f67900e2bfa062.jpg


Setelah melepas lelah dengan berendam air panas, kita bisa kembali ke Takayam atau bermalam di kota ini karena di sini tersedia juga penginapan.  Jika melihat dari fotonya, suasana malam di Gero Onsen ini nampaknya sayang untuk dilewatkan deh.


Night view at Gero Onsen
Source http://www.centrair.jp/resource/multi/images/tourist/attractions/gifu_04.jpg

Jadi jelaskan, mengapa saya menetapkan Nagoya sebagai tujuan liburan ke Jepang.  Jika kita sering mendengar, Indonesia tidak hanya Bali.  Maka Jepang pun tidak cuma Tokyo.

Masih ada kota lain di Jepang yang menawarkan panorama dan budaya yang menarik dan punya makanan khas yang patut dicoba.  Menambah wawasan kuliner Jepang ternyata tidak terbatas sushi atau raamen saja.

Okey, blue print itenerary sudah settle.  Now, let's talk about the critical element.  You're right; cost!  Let's face it, it is known that Japan's living cost is among the highest in the world.  Biaya hidup di Jepang menempati urutan ke-11 dalam Cost of Living Index for Country 2016.  Perhitungan biaya seperti visa, tiket pesawat, akomodasi, biaya makan, HTM ke tempat-tempat pariwisata dan transportasi selama di sana perlu dirinci sedetil mungkin. 

Rencananya selama mengeksplor Jepang, kami akan mengoptimalkan transportasi publik seperti bis atau subway untuk perjalanan dalam kota.  Dan menggunakan Japan Rail Pass untuk mencapai Takayama.  Pastinya pengen tahu ddonk, seperti apa rasanya naik kereta cepat Jepang ini!

Walau banyak informasi bertebaran bisa dipungut dari internet, persis seperti yang saya lakukan saat merancang liburan di Nagoya ini.  Tapi saya tetap memerlukan validasi dari sumber yang bisa dipercaya untuk memastikan.  Pergi jauh dan memakan biaya yang tidak sedikit, idealnya perlu dipersiapkan secara matang, setuju?  

Maka selain survey tempat wisata, saya juga melakukan survey travel agent yang dapat membantu saya mengatur perjalanan liburan ke Jepang.

Apa itu HIS?

Nah, untungnya ada HIS.  HIS adalah travel agent yang didirikan tahun 1980 dan berkantor pusat di Jepang.  Dari website resmi HIS diperoleh keterangan bahwa HIS mempunyai sekitar 200 outlet yang tersebar di 130 negara; mulai dari Asia, Eropa hingga Afrika.  Untuk Jakarta sendiri, HIS berkantor pusat di Mid Plaza Building, Jl. Jend. Sudirman.  Bagi Anda yang di luar Jakarta, jangan khawatir. HIS juga buka kantor cabang kok di Jogjakarta, Bali, Bandung, Surabaya dan Makassar.

Karena berasal dari Jepang itulah, tidak heran jika HIS sangat piawai dalam menangani paket liburan ke Jepang.  Hal lain yang sesuai kriteria saya adalah HIS bisa membantu mulai dari pembuatan visa serta dapat menangani tour sesuai keinginan klien (Customized Tour Package).  



Menetapkan posisinya sebagai the leading player in Japan's tourism, HIS menggandeng ANA atau All Nippon Airways yang dirancang khusus bagi wisatawan asing yang datang ke Jepang. Progam kolaborasi antara HIS dengan ANA ini dinamakan HAnavi.  Untuk diketahui ANA merupakan maskapai penerbangan terbesar Jepang. Tak heran jika paket HAnavi menyediakan paket tiket penerbangan domestik + hotel dengan harga yang MURAH MERIAH dengan keberangkatan dari Tokyo atau Osaka.  Woohooo! *senyum lebar*

Ragam paket liburan ke Jepang HIS selain bisa diakses di webnya, juga bisa ditengok di Facebook dengan alamat https://www.facebook.com/HISTravelIndonesia

Jika diibaratkan sebagai perjalanan, liburan impian saya ke Jepang nampaknya hampir mencapai garis finish. Saya sudah tahu mau ke mana dan dengan siapa. Semoga HIS dapat membantu mewujudkannya.  Anda juga bisa pergi ke Jepang.  Cukup klik saja banner di bawah ini.   Siapa tahu kita bisa pergi bersama ^_^.



Domo arigato gozaimashita.


Referensi
http://www.japan-guide.com/e/e5900.html

Post a Comment for " Desain Grafiti Liburan Impian ke Nagoya Jepang Bersama HIS"