Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Desain Grafiti #My2018Resolution: Empat Langkah Besar Blogging Tahun Depan





Tidak terasa sudah di penghujung tahun.  Pada titik ini tidak sedikit dari kita yang merasa betapa banyak waktu terlewati tanpa pencapaian yang berarti.  Sampai-sampai ada yang beranggapan jika waktu hanyalah ilusi.  Waktu tidak diperlihakan dengan angka seperti yang ditunjukkan oleh jarum jam, namun dinyatakan oleh berapa banyak momen yang kita ciptakan.

Bicara momen, jujur harus diakui nggak sedikit momen yang sekarang ini cuma bisa saya sesali.  Salah satu penyesalan yang mau saya bahas adalah blogging.

Lho, kok tentang blogging?

Saat ini saya suka miris sendiri terutama jika melihat rekam jejak di Blog Archieve tahun 2017 yang [hingga saat saya menulis ini] hanya ada 14 postingan.  Bayangkan; hanya empat belas postingan!  Jika dalam setahun kita punya 12 bulan, artinya rata-rata saya posting satu blog post dalam dua bulan. Sesibuk itukah saya?


"Nobody is just too busy, it is just a matter of priorities"


Jawabanya adalah:   T.I.D.A.K.

Tepatnya; enggan yang berujung pada malas.

Iya, kemarin-kemarin saya sempat "gerah" dengan dunia maya yang didominasi berita hoax berikut celoteh haters.  Sedih rasanya melihat inovasi manusia yang disebut teknologi ternyata malah digunakan untuk menggali kubangan kebencian dan membangun tembok pemisahan.  Akhirnya saya pun memilih "menjauh".  Turns out it was not a good decision.  Lalu penyesalan tinggalah penyesalan.  Harusnya saya bisa lebih bijak dalam menyikapi kondisi eksternal tersebut and ignorance it was not supposed to be on the list.

So yes, I definitely need a resolution to overcome my blogging issues.  Tepatnya saya butuh resolusi blogging di tahun depan.   Terlebih di akhir November lalu saya dapat suntikan semangat dengan mengikuti workshopnya Blogger Perempuan tentang SEO.  Semoga early start tersebut bisa jadi mood booster blogging saya, ya! ??

Nah, agar resolusi nggak cuma jadi mimpi yang ditulis di atas kertas semata, saya batasi resolusi blogging menjadi empat saja.  Ini dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa 24-jam sehari harus dibagi dengan komitmen lain; pekerjaan sebagai konsultan, belum lagi sederet tanggung-jawab sebagai istri dan ibu, wow banyak!  Thus, mengingat usia yang bertambah berbanding terbalik dengan stamina.  Let's face it, alam gak bisa ditentang 'kan?

Kita mulai bahas, ya!


#1 - Rajin Update Blog 

Seperti yang tulis di atas, rekam jejak ngeblog tahun ini bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.  Cuma satu postingan setiap dua bulan, mending gak usah ngaku-ngaku blogger, deh!  Begitu kalo ngutip kata-katanya Neil Patel. ??

Rajin posting seolah mantra wajib yang dilakukan oleh para blogger guna menunjukkan eksistensinya.  Blogger yang nggak posting ibarat menggali kuburnya sendiri.  Kenapa?

Semisal toko, maka blog adalah etalase seorang blogger memajang hasil kreatifitasnya.  Etalase yang hanya memuat blog post yang "itu-itu" saja [alias gak diupdate] potensi besar akan ditinggalkan pembaca.  Lha, yang sering diupdate pun sulit menuai page view tinggi, apalagi blog with no updates?






Hal ini saya alami sendiri.  Grafik Google Analytic memvalidasi hal tersebut; session progres tahun ini terjun bebas dibandingkan tahun sebelumnya #hiks ??.

Maka dari itu, rajin update blog is no questions anymore.  Walaupun saya yakin, hal ini bukan resolusi saya semata.  Ini bisa dikatakan adalah keinginan seluruh blogger sejagad dunia maya.  



#2 - Top Level Domain 

Saat rekan-rekan blogger yang saya kenal ramai-ramai menghijrahkan blognya dari blog gratisan menjadi TLD (Top Level Domain), keknya cuma saya yang masih pakai platform tak berbayar.  Apakah itu pertanda saya pelit?  ??

Padahal jelas-jelas founder Blogger Perempuan Network, Shintaries menuliskan bahwa kalo mau serius di dunia blogging, maka investasi is something to think about.  

Setelah berinvestasi waktu dengan menulis blog post, mungkin sekarang adalah waktunya saya mengakhiri masa galau untuk pindah dan mulai berinvestasi dengan menggunakan hosting berbayar.  Dengan begitu saya bisa daftar menjadi salah satu squadnya BPNetwork Partner hehehe.


"There's no such of I don't have time, we just have to make it"



#3 - Punya Kartu Nama

Jika ada yang beranggapan resolusi ketiga ini adalah resolusi receh dari seorang blogger, mungkin pikirannya akan berubah setelah tahu alasan berikut.

Tanda Pengenal Profesional 

Saat ini blogger bisa dibilang sebagai salah satu profesi jaman milenia.  Dalam banyak event, blogger disejajarkan dengan awak media main stream lainnya; meliput acara, mereview produk dan sebagainya.  Memberikan kartu nama pada pihak penyelenggara bisa jadi salah satu cara blogger agar namanya diingat oleh klien dengan harapan kerja sama yang berkelanjutan.  

Bukankah sekarang ini kartu nama merupakan tanda pengenal standar dalam berbisnis?

Media Promosi

Kawan blogger saya, Donna Imelda, membuat kaos aneka warna bertuliskan nama webnya.  Di kesempatan yang bersifat casual, bisa dipastikan Donna akan mengenakan kaos tersebut.  Khalayak mungking akan lebih ingat nama lamannya dibanding nama Donna sendiri.  Namun tujuannya  untuk berpromosi sudah tercapai.

Alih-alih membuat kaos seperti Donna, #My2018Resolution adalah kartu nama.  Kartu nama dengan deklasari diri sebagai blogger akan menjadi media promosi keahlian saya di bidang ini.  Sudah terbayang desain kartu nama yang akan saya pilih; clean & simple design [my favorite theme, ever!] dengan mencantumkan nomor telepon, url blog dan akun media sosial; so people will easily contacting me!



#4 - Menjaga Kesehatan

Insya Allah, dengan ijin Sang Pemilik Kehidupan, ketiga resolusi di atas bisa saya lakukan dalam kondisi kesehatan yang prima.  Doa minta sehat -disamping doa-doa lainnya- tak lupa dipanjatkan.  Kalaupun harus sakit , doanya adalah; "Ya Allah, kalau sakit jangan lama-lama".  Boleh 'kan doa begitu?

Sangat sadar diri kok, punya keinginan banyak sedangkan usia tidak lagi muda [uhuk!], saya harus pandai-pandai memilah aktivitas agar staminanya oke terus.  Oleh karena itu doa saja nggak cukup, harus ditambah ikhtiar.  



Pilih warna gonjreng, supaya semangat olah tubuhnya!


Lima tahun belakangan gaya hidup disesuaikan.  Dimulai dari soal makanan.  Sumber karbo tidak melimitasi pada nasi semata.  Tidak ada nasi, kentang atau roti pun jadi.  Perbanyak serat, sayur maupun buah.  Yang ini nggak masalah banget, secara saya memang sudah penyuka sayur.  

Membatasi konsumsi gula; biasanya kalau pesan jus di rumah makan, order tanpa gula.  Selain membatasi gula, protein daging merah pun dikurangi.  Seringnya diganti dengan ikan, tahu atau tempe.  Dan kebiasaan minum susu sedari kecil, alhmdulillah masih berlangsung sampai sekarang.  Alhasil anak-anak pun terkontaminasi dengan kebiasaan tersebut.  



Assorted salad, one of fave dish


Sebagai langkah monitor, apakah ikhtiar-ikhtiar tersebut hasilnya sesuai keinginan, maka setiap tahun rutin menghadiahi diri sendiri dengan melakukan medical check-up di klinik langganan.  Alhamdulillah selama ini hasilnya baik-baik saja.  

Yang masih terasa sulit adalah disiplin olah raga.  Malesnya itu yang suka nggak kira-kira, padahal Pak Suami udah maksimal maksa saya olah raga.  

Sempet gowes bareng Pak Suami, tapi gak kuat nanjak secara jalanan di sekitar perumahan saya lebih banyak tanjakan dibanding kontur tanah landai.  Lalu diajak jogging, ngga mempan juga dengan alasan ngga kuat napasnya.  Akhirnya saya memilih olah raga favorit yaitu berenang; lumayan bisa rutin seminggu sekali.  Jika dihitung, setiap berenang akumulasinya bisa sekitar 500 meter.  Sayangnya di Bogor nggak ada kolam indoor maka ketika musim hujan seperti ini, maka kegiatan berenang pun vakum.  Airnya dingin, bok!  Seandainya ada kolam indoor air panas #mengkhayal

Maka dengan terpaksa, selama musim hujan ini, saya pun kembali jogging.  Seterpaksanya saya akan memilih olah raga jalan kaki dengan durasi waktu yang lebih panjang.  Kesannya kok ngotot banget gerak badan, ya?  

Buat saya, menjaga kesehatan bukan urusan yang main-main.  Masih segar dalam ingatan bagaimana almarhum Bapak akhirnya tunduk oleh kanker, atau almarhum Bapak Mertua yang mengibarkan bendera putih setelah delapan tahun menggantungkan hidupnya pada mesin pencuci darah.  Dua pengalaman itu mengristalkan kesadaran pada saya; bahwa di kala sakitlah manusia baru menyadari "harga" sebuah kesehatan.

Sehat itu investasi yang harus dibentuk melalui treatment luar-dalam; olah fisik dan konsumsi asupan.





Apakah cukup sampai di situ?

Sebagai pelengkap, saya menyediakan suplemen multi vitamin Theragran-M untuk seisi rumah.  Kebetulan anak-anak sudah beranjak remaja, jadi suplemen yang satu strip berisi 4 tablet ini tidak terbatas untuk ayah-ibunya saja, bisa dikonsumsi kami berempat #emakirit ??  

Jika ditanya alasan memilih Theragran-M keluaran PT. Taisho, alasannya selain karena produk ini sudah sudah diresepkan oleh para dokter selama 40 tahun lamanya makanya mudah didapat di toko obat dan apotek; kandungan kombinasi multivitamin (Vit A, Vit B, Vit C, Vit D, Vit E) berikut mineral esensial seperti Magnesium dan Zinc; terbukti meningkatkan, mengembalikan dan menjaga daya tahan tubuh. Pantaslah jika Theragran-M jadi pilihan vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan dan mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit.


Itulah empat langkah #My2018Resolution milik saya. Semoga istiqamah dalam menjalankannya di tahun mendatang, Aamiin.

Reader punya resolusi untuk tahun 2018 juga?  Ditunggu sharingnya di kolom komentar.

Oiya, selamat Tahun Baru ya!




***



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh 
Blogger Perempuan Network dan Theragran-M
#TheragranM #My2018Resolution

Theragran by PT. Taisho Pharmaceutical Tbk








Post a Comment for " Desain Grafiti #My2018Resolution: Empat Langkah Besar Blogging Tahun Depan"