Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Grafiti Travel, Destinasi Wajib Liburan Korea Selatan - Bagian 3


A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people  
Mahatma Gandhi

Selain makanan, cara mudah mengenali karakter suatu bangsa dalam jangka waktu relatif singkat adalah dengan mengunjungi museum.  Dan dua tempat berikut sarat dengan budaya tradisional Korea; ruang saji penuh informasi tentang kultur Negeri Kimchi, jauh dari hiruk-pikuk KPOP yang belakangan melanda dunia.

National Folk Museum



Menurut saya, National Folk Museum ibarat Taman Mini Indonesia Indah.  Bedanya, jika TMII adalah ajang display Indonesia dari Sabang sampai Merauke.  Maka museum ini menampilkan replika yang menggambarkan kehidupan tradisional Korea mulai dari pakaian, gerabah, alat angkut berupa tandu hingga kerajinan tangan Korea yang dikenal berkualitas baik.

Museum terbagai atas 3 area ruang pamer.  Exhibition Hall 1 mengenai sejarah Korea termasuk transformasi teknologi Korea.  Kehidupan masyarakat Korea yang sebenarnya adalah tipe masyarakat agraris dipertontonkan pada Hall 2.  

Ada satu diorama yang paling menarik perhatian saya di Arena Eksebisi 3 yaitu prosesi pernikahan tradisional Korea.  Selain diperagakan oleh patung seukurang manusia hidup dalam berbagai pose yang menggambarkan kesibukan sebuah perhelatan perkawinan.

Selain prosesi tersebut, di Exhibition Hall 3 juga menyajikan kehidupan warga kelas atas tradisional Korea dari lahir hingga mati, termasuk hari ulang tahun, pendidikan, pernikahan, keluarga, hingga karier.

Semua tiruan yang disajikan dalam bentuk diorama mirip seperti yang dilihat jika menonton drama Korea bergenere sejarah.  

Foto group di National Folk Museum
Museum ini buka setiap hari dengan jam operasional tergantung musim.  Operational Hour pada musim panas adalah yang paling lama; mulai pukul 9 pagi hingga 7 malam dan satu jam sebelum tutup, masih bisa menerima pengunjung.  Jadi, jika berencana akan ke sini, ngga ada salahnya untuk cek dulu operating hour nya.  Googling aja.  Semudah itu kok ??

Walaupun tidak ada peringatan dari tour guide tentang memotret dalam ruangan, namun saya tidak melakukannya.  Karena setahu saya,  museum biasanya menerapkan aturan dilarang memotret.  Apalagi jika ruang pamernya banyak dihiasi oleh artefak atau barang seni dengan nilai tinggi.

Seandainya penasaran seperti apa penampakan museum ini, bisa dilihat di Youtube dari akun The Seoul Guide atau klik link ini.


Oiya, karena museum ini masih berada satu komplek dengan Istana Gyeongbokgung, maka harga karcis masuk jadi satu.  Pembelian HTM cukup saat masuk ke istana saja.  Pihak museum juga menyediakan tour guide yang dapat berbahasa Inggris tanpa dipungut bayaran.  Jadi sayang banget rasanya jika sudah ke istana tanpa melihat National Folk Museum ini.

Gyeongbokgung Palace

Sudah jauh-jauh datang ke Korea Selatan, sempatkan juga donk berkunjung ke Istana Gyeongbokgung.  Istana ini dibangun di era Joseon (~1390) yang tercatat sebagai salah satu warisan dunia yang dilindungi UNESCO.  Karena letaknya di sebelah utara Seoul juga dinamakan sebagai Northern Palace.  Dari kelima istana yang dimiliki Korea Selatan, Gyeongbokgung merupakan istana utama dan termegah dibanding lainnya.

Mirip seperti keraton yang kita miliki di Pulau Jawa, istana ini juga memiliki komplek yang luas.  Saking luasnya sampai memiliki tiga gerbang akses; yaitu Sinmumun Gate, Yeongchumun Gate, Heungnyemun Gate dan paling terkenal adalah Gerbang Gwanghwamun.  Di gerbang utama inilah tempat berlangsungnya prosesi pergantian penjaga istana yang dilakukan setiap hari pada pukul 10 pagi dan jam 2 siang.  Too bad we missed this rare-uniqe event! ??

Oiya, selain National Folk Museum yang kami kunjungi, masih di tempat yang sama terdapat dua museum lainnya yaitu National Palace Museum of Korea dan National Museum of Modern and Contemporary Art Seoul Hall.  Sayangnya dua museum ini tidak kami kunjungi pula.  Namun dari namanya, we able to figure out what those two places have.

Background adalah Geunjeongjeon Hall, the main throne hall of Gyeongbokgung Palace
Sama seperti atraksi turis lain, istana ini juga mempunyai operasional hour yang berbeda setiap musimnya.  Jadi sangat-sangat dianjurkan untuk cek dulu jam operasinya just to make sure you could see what you have planned earlier.  Satu lagi, istana ini tutup setiap hari Selasa.  So, sesuaikan itinerary Anda ya!

Bagi yang ingin didampingi tour guide istana agar dapat cerita langsung dari narsum, ada fasilitas tour guide dalam Bahasa Inggris kok.  And it's free, yeay!  Free guided tour in English ini hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu; 11:00, 13:00 dan 15:30 setiap harinya.



Ada yang menarik perhatian hingga membuat saya terus menekan tombol shutter kamera.  Selepas dari National Folk Museum menuju area istana, mulai terlihat orang hilir-mudik mengenakan hanbok aneka warna, sejenak menanggalkan baju-baju tebal karena Seoul siang itu berlimpah ruah sinar matahari walau angin masih terasa dingin.  

Mulai kanak-kanak, hingga orang dewasa, berjalan sepanjang komplek istana seolah ingin meresapi kehidupan Korea masa lalu.   Ada yang bergerombol dalam grup besar, tak sedikit yang berpasangan.  Pemandangan yang mungkin sulit ditemukan di tempat lain; melihat orang yang mengenakan baju tradisional berbaur dengan yang memakai baju kekinian.  Tapi mungkin hal itu yang membuat suasana dalam kompleks istana menjadi joyfull dan festive.  

Sayangnya saat di lokasi, saya tidak melihat any signage yang mengarahkan tempat penyewaan baju hanbok.  Lagipula Anna, tour guide kami, sebelumnya sudah menginformasikan bahwa dalam program tur sudah dijadwalkan mencoba hanbok hanya saja tidak di tempat ini.  Well, what can I say.






Ki - Dekoratif di salah satu bagian Heungnyemun Gate
***
Bagian 1

Bagian 2

Baca rangkaian jalan-jalan lainnyaSouth Korea The Series

Post a Comment for "Grafiti Travel, Destinasi Wajib Liburan Korea Selatan - Bagian 3"